Belum PD (percaya diri) share tulisan sendiri? Jika ia, kamu
berada pada artikel yang tepat.
Banyak penulis pemula yang belum PD share tulisannya sendiri
ke orang banyak. Mereka lebih memilih karyanya buat kosumsi pribadi saja. Sehingga
apapun yang ia tulis tidak akan di share ke mana-mana (media sosial, meupun
media cetak).
Mungkin masih banyak penulis yang menganut pemahaman buku diary, di mana
tulisannya hanya untuk kosumsi pribadi saja, tidak untuk dishare ke banyak
orang.
Dampak Tidak Share Tulisan
Emang ada dampaknya kalau tidak share tulisan? Ada, yaitu:
1# Tidak akan Bergelar Penulis
Gelar penulis diberikan kepada siapa saja yang share tulisannya
ke banyak orang (medsos atau cetak) yang bertujuan untuk dibaca dan bisa
bermanfaat luas. Jadi, kalau kamu tidak share tulisanmu, kamu tidak akan disebut sebagai penulis.
2# Tidak Bisa Menyebar Kebaikan
Nulis itu untuk menyebarkan kebaikan, sepakat? Harus sepakat
ya. Kalau tidak sepakat ya disepakat-sepakatin. :v
Saudaraku, jika kamu tidak share tulisan maka kebaikan yang
kamu miliki tidak akan bisa dirasakan oleh orang lain. Saya menyadari bahwa
menulis adalah cara mudah meraih
pahala.
Mengapa? Karena dengan menulis tidak terasa siapa saja sudah
merasakan manfaat yang kita terbarkan lewat tulisan.
Sayyid Quthb pernah berkata, “Satu peluru bisa menembus satu
kepala, tetapi satu tulisan bisa
menambus seribu kepala.”
Sayang banget kalau kita nggak bisa meraih pahala dengan
menulis. Mudah banget.
Alasan
Penulis tidak PD Terhadap Tulisannya
- Merasa tulisannya kurang bagus
- Merasa tulisannya banyak kekurangan
- Merasa tulisannya tidak menggugah
- Merasa tulisannya hanya untuk kosumsi pribadi
- Merasa tidak pantas jadi penulis
Solusi:
- Perbaiki tulisan
- Tambal pada tulisan yang penuh kekurangan
- Buatlah tulisan lebih menggugah
- Buatlah tulisan untuk publik
- Segeralah menulis dan share
Simple, tidak ada
tulisan yang sempurna, tapi selalu ada tulisan yang bisa disempurnakan.
Cara Mudah PD Terhadap Tulisan
Belum menemukan cara yang efektif agar PD terhadap tulisan? Berikut 4 tipsnya:
1# Merasa Layak Jadi Penulis
Apakah ada penulis yang merasa tidak layak jadi penulis? Sebagian
besar ada. Makanya mereka tidak PD dengan tulisannya. Menulis belum menjadi
jiwanya. Sebagian hatinya masih menolak jika dikaitkan dengan penulis. Oleh sebab
itu, jika perlahan-lahan kita masukan “keyakinan” pada diri sendiri bahwa jadi penulis itu indah maka ke
depannya insya Allah akan bisa lebih PD lagi.
2# Punya Visi yang Besar
Belum punya tujuan yang jelas jadi penulis? Jika belum, masih
ada kesempatan untuk memperbaiki tujuan kita menulis dari sekarang.
Tujuan yang jelas akan membawa kita pada kesuksesan. Bahkan,
tidak menutup kemungkinan tulisan kita akan best seller dan mendunia.
Sebanyak pengetahuan saya, punya tujuanlah yang membuat saya
terus bertahan menulis. Meski banyak cobaan seorang penulis seperti masalah
pajak, royalti dan kesulitan lagi, menulis
tetap jadi bagian dari hidup saya.
Mulailah mempunyai tujuan menulis yang jelas dari sekarang...
3# Tidak Berhenti Memperbaiki Tulisan
Banyak yang tidak PD dengan tulisan karena malas memperbaiki tulisan. Jikapun memperbaiki tulisan hanya sekali atau dua kali. Padahal, Jadi penulis itu terus berupaya memperbaiki tulisan berkali-kali. Tidak mudah puas dengan tulisannya maupun tidak malas memperbaiki tulisannya.
4# Tuli
Tuli yang saya maksudkan adalah berhenti mendengarkan masukan yang tidak membangun terhadap tulisan. Ada beberapa orang yang hanya ingin menghujat atau menjelek-jelekan tulisan kita saja tanpa adanya masukan positif yang membangun. Kalau saya pribadi akan saya abaikan saja.
Dengan begini saya hanya mau menerima masukan positif yang membangun agar bisa terus memperbaiki tulisan. Saya tidak mau mendengar ocehan yang negatif dari orang lain tanpa adanya perbaikan.
Tips inilah yang membuat saya terus bertahan sampai sekarang.
Kesimpulan
Menjadi penulis itu adalah sebuah jalan menuju keberkahan
jika kita bisa memaksimalkannya dengan baik.
Mungkin pahala ibadah kita selama ini ada cacatnya, pun belum
sempurna. Namun hanyalah sedekah, ilmu yang bermanfaat dan amal yang sholih
yang akan di bawah ketika meninggal nanti.
Menurut Imam Jalaluddin ash-Shuyuthi, menulis bisa
dikategorikan sebagai ilmu yang bermanfaat yang akan terus kita bawa sekalipun
sudah meninggal. Hal ini pula yang membuat sang imam sangat produktif menulis
buku. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah Tafsir Jalalain.
Saudaraku, sudah saatnya kita meninggalkan berbagai banyak
alasan yang membuat kita tidak PD dengan tulisan. Percayalah, daripada disimpan
dan buat kosumsi pribadimu saja, lebih baik di share agar bisa mendapatkan
banya pahala kebaikan.
Semoga kita diberikan kemampuan untuk terus menerapkan 3 tips
di atas sehingga benar-benar jadi penulis BETULAN.
Aamiin.
28 Mei 2019, 10:19